• Home
  • About
  • Review
    • Beauty
    • Film
  • Hobi
    • Handlettering
    • Recipe Ala Zuha
    • Travel and Culinary
    • Coffee First
  • Life
  • Small Bussiness (soon)
Diberdayakan oleh Blogger.
twitter instagram Tumblr

Blognya Zuha

Because every day is special to me


Warning!
Tulisan ini bakalan sedikit "belepotan" dan banyak gambar absurd tapi informatif, mudah2an... 

Halo gengs~
Gimana kabarnya usai libur lebaran? Cukup puas bukan dengan waktu liburnya untuk kumpul bareng keluarga, sahabat dan juga kekasih hati cieelah yang punya kekasih yang ga punya ga usah sedih, kekasihmu mungkin lagi di (imagi)nation yang lain :P :3 ga ding, juskid doang ygy 😝

Mau ada atau engga kekasih, mudah-mudahan kalian senantiasa diberi kesehatan dan juga kebahagiaan sederhana yang bisa ditemukan dari sudut manapun. Lagipula kebahagiaan itu kita sendiri yang menciptakan, ga mungkin dapat give away. Sorry, canda (lg) ga lucu pula 💤

Anyway, aku mau berbagi cerita tentang kegiatan jalan-jalanku yang kalau zaman sekarang itu dikenal dengan staycation, hiyaaaa. Maunya sih vacation gitu kan yaa ke luar provinsi terutama di luar sumatera, tapi apalah daya kita masih anak korporat, rakjel dan belum (jadi) sultan. Ini aja udah bersyukur banget bisa ketemu sama dua orang yang dulu keberadaannya sama sekali tidak saling anggap wkkwkw syedii... Btw,ini tuh merupakan staycation pertamaku dan tentunya bareng kedua sobiku dari geng Teh Tarik Cantik. Background story dulu nih ya, jadi awalnya kita bertiga ini tu sama-sama punya circle sendiri-sendiri. Kita sebut aja "geng" ya, meskipun kesannya kok kayak belagu banget sok geng-gengan haha. Aku dengan geng gang buntu (kebetulan lokasi kosku nama gangnya itu gang buntu), Esti dengan gengnya, gatau apa namanya dan juga si Nisak yang tipenya social butterfly dimana-mana ada aja circle ni anak jadi ga heran kalau lingkaran pertemanan Nisak yang cukup luas di tiap fakultas pasti ada aja temannya. Sebetulnya masing-masing kami ini punya lingkaran yang saling berkaitan. Tapi, kayaknya banyak kerjaan banget gak sih ngurusi gituan. Praktikum pas kuliah aja laporannya ga kelar-kelar geh. Padahal bakal berguna banget kalau jaringan pertemanan itu punya faedah luar biasa terutama ketika mau cari kerja. Meskipun punya circle sendiri-sendiri kami masih menjalin hubungan baik kok dengan circle lainnya. Karena menjalin silaturahmi itu kunci biar luas rezeki, panjang umur, banyak bersyukur dan sebagainya. Hingga saat ini yang betul-betul bertahan itu kadang satu, dua atau tiga pokoknya mau bertahan atau engga tetaplah menjalin silaturahmi dengan baik😉

Okay lanjut mengenai terbentuknya si TTC ini. Suatu hari, qodarullah kita bertiga dipertemukan di sebuah kampus bernama Universitas Sriwijaya... Pertemuan kami sebenarnya sudah terjadi sejak mahasiswa baru. Kami sama-sama satu jurusan, satu angkatan dan satu kelas juga. Tapi, baru menyadari kalau mereka "ada" di tahun 2018. Saat itu sedang hectic-hecticnya kita praktikum, eh aku yang pengen jalan-jalan ke Jawa ketemu dengan mereka yang juga punya keinginan sama! Kami yang sangat sok ambis untuk kegiatan kayak gitu tapi IPK ga cumlaude, kecuali Esti 🙈, masih aja maunya jalan-jalan. Tahun 2018 saat itu ada kegiatan himpunan jurusan tanah skala nasional dari Universitas Padjajaran, Bandung. Karena saat itu Era sebagai ketua divisi prestasi ngasih tau ada kesempatan buat ikut kegiatan ini dan kebetulan kita bertiga tertarik kita pun coba untuk mengajukan proposal kegiatan beserta dana menuju ke sana. Alhamdulillah, selang waktu satu bulan kurang lebih proposal kita diterima! Yaudah sejak saat itu kami menjadi dekat dan sering tukar cerita, kekesalan, ghibah masa depan (yang ternyata kejadian buat staycation ini) serta tak luput juga kegiatan debat terutama aku sama Nisak. Bukan hal aneh kalau kami debat hanya masalah sepele dan pastinya kalau bestie-an bertiga, yang satunya bakal jadi penengah. Tapi si Esti ini justru jadi penengah tapi dia diem bodo amat, kecuali kalau dah kesel, waduh ngeri cuy~ kakak taekwondo, ga ada lawan lho:D.

Aku gak tau ya, tulisanku ini rapi atau engga yang pasti aku merasa kayaknya belepotan banget. Kalau ada salah ketik atau ambigu boleh komen di bawah biar rame ni blog, sepi banget deh. Maklum aja, alur cerita terbentuknya nama Teh Tarik Cantik ini betul-betul absurd, guys. Kita dulu waktu zaman kuliah, suka nongkrong di kantin pada tiga waktu ini : ketika makan siang, kelas kosong dan sebelum pulang ke kosan. Tapi ga jarang pagi-pagi pas mau nunggu dosen pembimbing, dah nongkrong aja di kantin:). 

dokumentasi tahun 2019/2020 seingetku, pas ngantin di faperta unsri

Waktu itu, karena dah siang mana laper, haus dan bingung mau mesen minuman apa, eh Nisak bilang ada minuman bernama teh tarik sachet, katanya itu enak, yaudah aku dan Esti ngikut soalnya panas banget Layo biar cepet gitu loh, sejak saat itu setiap ngantin ujuk2 dateng pasti si ketua (read:nisak) selalu bilang gini,

"Yuk, biaso es atau Te, biaso es."

Karena tante kantin hapal minuman favorit kita bertiga akhirnya dikasih deh julukan, 

"Nah, ini pesenan teh tarik cantik." 

Gatau kenapa dikasih label cantik, ujungnya. (PD banget sumpah, yaaaa gapapa kan perempuan wajar dong cantik #tsahhh pembelaannya bukan main, yang ga suka let's sing : you insecure don't know what for 🎤(???) lah kok nyanyi. Tetaplah merendah, gengs😉).

Kurang lebih gitu ya gengs awal mula julukan Teh Tarik Cantik terbentuk. Ga ada yang istimewa sih, tapi bagiku sangat memorable. Karena sejak Teh Tarik Cantik terbentuk pasti ada campur tangan Allah dan Allah berikan banyak cerita yang darinya aku bisa belajar banyak hal. Entah ketika penelitian tugas akhir jadi mudah, tempat bertukar pikiran jadi seru dan juga bisa patungan kalau mau jalan-jalan wkwkwk. Sebelumnya aku pernah cerita tentang geng miniku ini kalian bisa baca ke sini.

Qodarullah, kami juga sama-sama lulus bareng! Satu peminatan dan tentunya pembimbingku dan pembimbing mereka ga jauh beda, makanya selang beberapa minggu usai aku sidang, dilanjutkan ke Esti dan Nisak. Momen paling seru di waktu itu ketika mau ngurusin berkas untuk kelulusan dan dilancarkan banget sama Allah melalui bala bantuan mereka, karena mengurus dokumen kelulusan itu ribetnyaa maa sya Allah. Yaaaa semoga bride to be-nya nanti juga nular 😘👅eh tapi perihal bride to be is not a competetion, gengs~ Siapa yang siap dan dah ada calonnya, gas aja lah. Kalau belum siap, jangan deh kan untuk seumur hidup jadi ga bisa sembarangan hiyaaa~ Semua pilihan ada konsekuensi tersendiri yang penting ikhlas menjalani, uhuyyyyy bahasa gue bijak banget 😅😎.

Okay kayaknya, opening ini puanjang sangat! Sebelum masuk ke sesi sharing dari kegiatan selama staycation, aku mau kasih secuil tips yaa siapa tahu berguna buat kalian yang mau melakukan kegiatan serupa bisa klik di sini yaaa gengs. Btw, ini tu waktunya hanya satu hari dan satu malam, ga jauh dan emang ga lama. Malah kami geli sendiri kok kesannya kayak minggat dari rumah 😂. Bedanya kami sudah punya izin orangtua. Maklum, strict parents can relate about keluar rumah sampe nginep :') meski umur dah hampir seperempat abad dan udah biasa ngekos. Tapi, tetep aja kudu izin dan direncanakan ygy~

Nah, sekarang aku cerita lagi yaaa, ngapain aja sih kita selama staycation? Yuk, disimak sampai habis!

Naik LRT menuju OPI Mall Jakabaring


Perjalanan kami dimulai dari rumah Nisak menuju LRT RSUD Palembang dengan menggunakan jasa taksi online. Kesempatan menggunakan promo jangan disia-siain meski budget lebih jadi bisa dialokasikan ke yang lain. Nah, kebetulan nih aplikasi taksi online lagi  banyak promo, lumayan banget kan. Sesampainya di stasiun LRT RSUD Palembang, kami memesan tiket seharga Rp5000/orang dan menuju lantai atas melalui lift. Lalu menunggu sekitar beberapa menit hingga kereta tiba dan kami segera masuk dengan tertib. Suasana di gerbong hari itu cukup ramai, gengs. Karena kami berada di waktu weekend jadi ga heran kalau isi kursi LRT ini rata-rata penuh. Perjalanan menggunakan LRT menuju Jakabaring memakan waktu kurang lebih 40 menit. Tiba di stasiun akhir yaitu DJKA Jakabaring, kami berjalan melalui jembatan yang panjang dan cukup melelahkan, mantapjiwa karena hari itu memang sangat cerah dan juga terik. Serius ini demi naik bombom car, ide si Esti. Meski panas menyengat, kami tetap semangat! Sayangnya, pake acara salah outfit pula, harusnya pake sneaker atau sepatu gitu, eh ini malah sendal dan flatshoes, kerasa banget pegel-pegel kakinyaaaa pas malem hari! 



Nyobain Main Bom-bom Car di GSG Gokart OPI Mall


Ngomongin soal bom-bom car yang mana ini tuh ide si Esti. Ternyata asik juga yaaaaa, gengs. Karena aku termasuk pengguna baru permainan ini, jadi agak kagok juga bingung. Kalau kata kang pegawainya cara mainnya itu hampir sama seperti mengendarai mobil matic (mikir keras, ah apa iya? aku aja blm bisa mengendarai mobil). Tapi, tenang gengs selama kalian main ini kalian bakalan didampingin sama pegawainya kok ga perlu takut nabrak soalnya aman dan kalian bakal diberi tahu sama pegawainya cara mengoperasikannya. Awalnya aku gugup takut ngerusakin ni barang, tapi ternyata lama-lama enjoy aja mainnya. Terutama Esti dan Nisak, udah macam ketemu mainan baru deh. 

Sayangnya, lokasinya itu kan di rooftop gedung OPI Mall, jadi beneran kerasa banget panasnya yang menyengat, jangan lupa pake sunblock yaaaa kalau ada sarung tangan lebih bagus lagi tuh, biar makin puas ga takut belang. Harga masuk ke sini sebesar Rp75.000. Cukup mahal juga sih kalau melihat fisik mobil-mobilannya, misalnya kesenggol dikit kena oli. Saranku hati-hati monmaap jangan pakai rok atau gamis yaaaa, sebaiknya jilbab diikat sebaik mungkin supaya ga nyangkut di bagian body mobilan ini. Atur aja senyaman kalian kalau biasa menutup dada, masih aman. Cuma yaa kemarin aku sayang-sayangan sama sepatuku, tapi syukurlah aman terkendali, gengs! Btw, meskipun kondisi fisiknya agak brutal tapi kami cukup puas karena pertama kali, pegawainya sigap ketika ada trouble dengan si mobil-mobilan apalagi panas terik loh, Sebelum kita main mobilannya, kita bakalan dikasih penutup kepala dan juga helm supaya safety👍. Pinter-pinter aja ya milih helmnya, soalnya kalau ga pandai milih dapetnya yang bau rambut orang :')...




Makan Siang di Gerai Ayam Api🔥🍗🐥


Ini sebetulnya gak mau endorse tapi gatau ya karena aku suka aja nulis ginian, jadi aku selipin deh. Nah, berhubung kita-kita dah laper dan di OPI adanya Richeese Factory yang baunya pun menggugah selera, kita pun melipir ke gerai fast food ayam api ini🍗🐥🔥. Btw, harga masih sama yaaa ga ada bedanya. Rasanya juga sama aja sih seperti pertama kali nyoba, cuma karena aku punya pengalaman lidahku nyaris gosong gara-gara sering menyeruput minuman panas, alhasil tiap makan si ayam api ini rasanya ga nyaman banget, udah pedes, panas lagi. Tapi, ujung-ujungnya abis :) bawaan laper🙏.

Check in Hotel, Yeay!

Poin utama dari staycation ini adalah nginep di hotel dan kalau dipikir-pikir persis banget kek minggat ya... Nah, setelah pulang dari OPI Mall kami segera menuju hotel untuk check in. Kita menginap di sebuah hotel yang paling dekat dengan PTC Mall. Tapi, tunggu dulu sahabat kita check in ini cuma mampir bentar  sekalian solat zuhur, touch and dress up tipis-tipis. Sumpah, sampai sini kaki dah kerasa mau lepas saking pegelnya.

Ke Foto Studio untuk Mengabadikan Momen

hasil cetak foto di Swafoto Studio Palembang

Termasuk dalam to do list juga, usai dari hotel kita bertiga menuju self photo studio yang terletak di Jl. Seduduk Putih belakang PTC Mall. Karena lokasinya termasuk hidden gem jadi harus jeli supaya ga nyasar, kebetulan studio fotonya mudah ditemukan karena ada plank yang terpasang di depan rumah. Kami memesan jasa studio foto ini sehari sebelum kesini melalui whatsapp, mengambil durasi waktu 15 menit dengan harga Rp150.000/dua orang karena kita bertiga nambah Rp40.000 itu sudah termasuk cetak foto dan file yang dikirim melalui gdrive, cukup affordable mengingat rata-rata harganya bisa 80rb ke atas. Apalagi studio ini meski kecil tapi nyaman, dingin karena dilengkapi AC, wangi dan juga homey banget. Pelayanannya ramah, toiletnya bersih dan luas serta aksesoris buat fotonya juga lucu-lucu hehe.

tampak depan studio foto


Btw, nama studionya itu Swafoto Studio Palembang. Studio foto ini menyediakan remote shutter  buat kita mengambil gambar, sehingga kita bisa bebas mau pose apa saja tanpa khawatir kikuk karena diliatin sama kang foto. Aku gak sempat mendokumentasikan suasana di dalam studio, soalnya dah terlalu menikmati momen.


ngeMall, Hunting Kado dan Makan Malam

Setelah puas foto cekrak cekrek dengan berbagai pose yang ternyata kalau diliat-liat gayanya kok ga ada yang beda 😆 udah gapapa yang penting puas banget bisa foto di studio. Apalagi hasilnya juga bikin hati seneng, jadi kami pun bahagia banget bisa membawa pulang foto-foto tadi.
Okay setelah tiba di PTC Mall, kita langsung bubar sejenak untuk nyari kado. Bebas mau apa aja yang penting kado. Jujur selama di PTC Mall buat nyari kado, aku hampir tersesat di gedung seluas ini. Terakhir ke sini itu tahun 2021 jadi wajar kalau aku lupa dimana store yang biasanya jual pernak pernik atau barang-barang buat kado. 

Ketika sampai di lantai tiga kami bertiga menyebar ke store yang beda-beda, aku turun ke lantai dua. Pikirku, di sana akan menemukan barang-barang yang bagus ternyata salah, cuy. Karena dah biasa tersesat gini, aku pun bertanya ke mba-mba SPG Guardian. Syukurlah orangnya baik dan ramah jadi aku bisa tanya sejelas mungkin. Setelah diberi tahu tempat yang ku maksud, aku pun naik lagi ke lantai tiga dan menemukan store yang kucari. 

hasil hunting kado, dan tadaaa ini kado kita bertiga

Aku termasuk manusia yang sangat sulit membuat keputusan dalam memilih hadiah. Serius! Bahkan, bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya scroll online shop untuk mencari barang sebagai hadiah. Gampangnya kalau boleh milih aku lebih prefer untuk memberikan uang langsung, tapi rasanya udah beda kalau diberi kado berupa barang dan diberi uang. Apa yaaa, kurang berkesan aja gituloh. Jadi, emang butuh effort buat ngasih kado makanya aku salut ke orang yang jago kalau ngasih kado karena milih barang untuk kado ternyata ga mudah, bagiku xixixi.

Setelah selesai mencari kado, kita janjian kumpul di Baropi buat makan malam. Tips nge-grill di AYCE ni yaa, jangan ngambil nasi atau side dish kebanyakan. Kalau bisa gausah, soalnya itu yang bikin cepet kenyang jadinya kita kalap dan sayang banget kan kalau mau nge-daging malah kekenyangan oleh karbo semua. Makanya kami bertiga sama sekali ga ngambil nasi goreng dll, fokusnya cuma mau nge-daging dan lalapan doang. Alhasil, kami puas banget.

muka capek jalan-jalan dan kelaperan tapi senenggg

Back to Hotel, Tukeran Kado, Makan (lagi) dan Istirahat

Akhirnya setelah jalan-jalan seharian, bener-bener seharian kita pun pulang ke hotel dan segera bersih-bersih. Tunggu dulu, shay kalau lagi ngumpul sama sobi tu emang rasanya selalu kurang kalau ga sambil ngemil (dasar perempuannn, makan mulu 😄). Lagi-lagi, ni para cewe yang doyan makan pun mesen makanan lagi. Kali ini ditemani dengan pizza dan coca cola. Coca colanya spesial karena dibekalin sama mamah doi😝 (makasih, mah😍).

finally setelah sekian lamaaaa, akhirnyaa kita bisa kumpul lagi dengan hidangan yang agak "dewasa"

Sembari nyemal nyemil, kita pun tukeran kado. 
Bagian yang cukup bikin haru tapi mau ngakak juga. Gaktau ya, ga bisa sedih-sedihan kalau sama mereka tuh. Soalnya kocak sih tiap mau bikin kalimat yang agak melow mesti nahan ketawa wkwk. Udah bawaan pabrik kali ya, giliran pas sendirian pada doyan mellow-mellow. 
Btw, makasih ya gengs sudah bertahan menjadi sobiku selama hampir lima tahun ini. Yaaaa, kita tu sama-sama banyak kurangnya termasuk aku yang lemot banget kalau diajak ngobrol, kadang juga suka sok sibuk ga bisa ketemuan, hobi ngread pesan doang wkwkw tapi aku senang dan bahagia punya sahabat kayak kalian💝 (senggol Nisak Esti yang entah dibaca atau engga sampai akhir).

Setelah tukeran kado, bercerita cukup panjang ngalor ngidul sampe tengah malam, perut dah kenyang, kantuk pun datang hingga akhirnya kita terlelap menuju kepulauan yang paling tenang yaitu pulau kapuk 💤💤

Fiuhhhh...
Baiklah, akhirnya ya gengs, staycation versi Teh Tarik Cantik aku cukupkan sampai di sini dulu. Yaaaa, meski sangat singkat tapi bener-bener memorable karena lagi-lagi ini tuh sudah jadi dreamlist kita bertiga sejak kuliah. Sebenarnya masih banyak dreamlist geng mini-ku ini, tapi ya menyesuaikan kondisi terutama kondisi keuangan juga sih wkwkw. Kapan lagi kan mumpung masih muda, belum punya suami (kalau dah punya suami we have boundaries tentunya (Mudah2an suami2 kita kelak pengertian ya bisa kasih waktu buat quality time bareng sahabat, ga perlu sering, kadang-kadang aja lah😝Aamiiin) pinggang masih oke, badan masih bugar jadi kumpul sama sahabat kalau bisa jangan dilewatkan. Siapa tahu ada rezeki lagi, bisa travelling lebih jauh yaaaa TTC-kuu...

Sekian cerita keseharian kita selama staycation satu hari dan satu malam. Banyak-banyak doa, rajin-rajin nabung geh biar bisa jalan-jalan lagi xixixi.

Mudah-mudahan tulisanku ini bermanfaat yaaa.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya, gengs!

See you~
Cheers

LUV
ZF





Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Kapan pastinya aku mulai terobsesi dengan objek di langit, aku lupa. Yang pasti ketika langit malam cerah dan tidak hujan, aku sangat senang menatap bulan yang bersinar dengan pendarnya nan anggun di atas sana.
Biasanya ketika di malam hari terutama di bulan ramadhan, akan lebih mudah dan sering melihat terang bulan. Karena ketika malam usai tarawih adalah kesempatan untuk bisa melihat indahnya pemandangan langit.

Satu dari banyak keinginanku sejak dulu dan tak pernah berubah adalah ingin berkunjung ke Observatorium Bosscha di Bandung. Entah kapan ya bisa wisata edukasi ke sana xD... Mungkin suatu saat bersama keluarga kecilku asiqueeee~ 

Oh ya, malam ini langit di daerah tempatku tinggal sedang cerah. Padahal sore tadi hujan deras mengguyur wilayah ini lho. Pas keluar kosan, liat langit malam maa sya Allah ada sinar bulan indah sekali. Btw, emang paling bener tu liat dengan mata telanjang ya. Ini karena kamera ponsel yang tidak memadai makanya hasilnya gak jelas banget 😁.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Memasuki puasa hari ke dua belas (kalau ga salah hitung) ternyata waktu sangat runcing dan gesit seperti pedang~
Bukan mau ngeluh gegara puasa tahun ini ga di rumah. Tapi, pengen nulis tentang secuil keseharianku selama bulan ramadhan di kosan. 

Tahun 2022 lalu selama bulan puasa aku masih di rumah dengan status full time anak buah pak bas (sebutan bapake). Buka puasa dan sahur juga bareng orang tua karena belum punya suami :p (ealah). Nah tahun ini, aku kembali merasakan sahur dan buka puasa sendirian di kosan. Hamdalah, bisa merasakan hidup kembali seperti mahasiswi walaupun kali ini biaya hidup tidak lagi ditanggung oleh orangtua :3.

Semenjak hampir tiga bulan berada di sini, kadang-kadang aku rindu dengan omelan mamak saat aku susah bangun untuk sahur. Entah kenapa, ketika tinggal sendirian malah mudah banget buat bangun sahur. Bahkan aku yang malas-malasan masak, tiba-tiba jadi rajin. Tiba-tiba senang masak. Tiba-tiba senang ini itu yang di rumah biasanya ogah-ogahan.

Namanya di desa, jadi suasananya tenang walaupun kadang-kadang sering kaget suara motor jambrong yang bikin telinga ga nyaman karena suaranya yang cempreng. 

Selain itu, baru aku tahu kalau di sini ada namanya pasar bedug. Pasar bedug biasanya menjual makanan untuk berbuka puasa atau takjil, cukup banyak pilihan. Tapi, aku belum tertarik mencobanya. Kemarin hanya sekadar lewat dan melihatnya sekilas. Menggoda memang.

Nah, selain pasar bedug. Fakta lain yang ku temukan di sini adalah tidak ada indomaret atau alfamart. Aku yang hobinya jajan di minimarket tersebut, kini mulai jarang. Alhasil, lebih memilih untuk bikin camilan sendiri di kosan. Walaupun yang dibikin itu-itu doang xD.

Oke dimulai di pagi hari...

Tahun ini tidak ada resolusi ramadan yang muluk-muluk. Cukup dengan tidak tidur usai sahur, konsumsi sayur lebih sering, minum air yang cukup dan tentunya tidak berlebihan ketika berbuka. 

Tumis sawi putih telur dan ikan goreng

Menyadari umurku di tahun ini akan memasuki seperempat abad, aku merasa butuh udara segar untuk hidup lebih sehat. Yah, walaupun masih suka cheating makan mi di malam hari pas nonton drakor maka aku berusaha untuk memberi batasan dalam hal tersebut. Bisa kan ya?
Bisa dong...

Setelah berhasil tidak tidur usai sahur dan usai subuh, biasanya memasuki duha aku ngantuk parah. Maka biasanya aku akali dengan jalan-jalan kecil di teras depan kosan atau kalau sudah betul-betul ga kuat menahan kantuk, aku tidur beberapa menit dan bersiap untuk ke lokasi tempatku bekerja. 

Ketika di siang hari, ini adalah waktu-waktu krusial apalagi saat matahari berada tepat di atas kepala. Nah, kalau pagi rasa lapar itu kuat banget kan biasanya sarapan (tolong, manusia ini padahal baru sahur) sedangkan di siang hari rasa haus yang luar biasa. Sebabnya, aku memilih untuk tidur siang (itu pun kalau sempat) biasanya. 

Sore hari, ketika memasuki waktu ashar sudah waktunya mikir mau makan pake apa. Takjil apa. Esnya apa. Hufffft... paling gampang dan menurutku ternyata cukup adalah dengan air mineral dan kurma. Serius, selama ini aku gencar buat nyari takjil kayak es buah, sop buah, jajan-jajanan dan sebagainya. Ternyata, berbuka dengan kurma dan air mateng aja itu sudah cukup. Yaaaa, gak masalah kalau mau jajan. Hanya saja, kalau jajanannya ga habis dimakan itu sayang banget.

Baru-baru ini aku ikut buka bersama dengan tetangga kosanku. Jadi, mereka membuat jamuan dan suguhan yang luar biasa banyak untuk anak kosan seperti kami (cieelah anak-anak). Alhasil, aku yang selalu ga enakan kalau menolak pemberian apalagi sudah disediakan di depan mata sulit menghindar. Maklum, anaknya kalau dah sayang tu sayanggg banget #eh maksudnya kalau mubazir dan rasanya ga tega aja kalau makanannya ga habis (ini yang bikin sulit, padahal maunya defisit kalori. But why, so difficult? T.T xixi).

bertemu tetangga kosan yang ramah dan baik^^

Malam hari...
Ramadhan identik dengan solat sunnahnya yang memilki banyak keutamaan yaitu, solat tarawih. Heu, dipikir-pikir aku solat tarawih di masjid sejak tahun 2016 sampai sekarang sudah jarang di masjid. Why? Bisa dilihat kondisi yang hmmm sepertinya lebih baik di rumah saja. Sedih sih, tapi gimana sikonnya. Jujur kangen masa-masa pas masih kecil. Semangat 45 begitu membara dari awal puasa sampai akhir untuk selalu solat tarawih. Hihi.

Btw, jarak kosan ke masjid itu kalau jalan kaki kurang lebih sekitar sepuluh menit. Tapi, kalau berkendara dengan motor hanya tiga menit. Belum lagi daerah di sini ga ada lampu jalan dan masih banyak hutan. So, mendingan di rumah aja.

Yaaa, sekian sejumput kisah tapi bukan garam yang dicubit buat bumbu masakan selama ramadan di tanah tunggu tubang ini. Yaaa semoga bisa jadi bacaan yang bermanfaat :).
Jangan sungkan untuk meninggalkan jejak di kolom komentar, kawan <3.

Salam hangat dari aku, 
Happy fasting everyone!

LUV!
ZF

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hingga aku menuliskan kalimat ini dan aku memutuskan untuk menempatkannya di postingan blog pribadiku. 

Tidak ada yang spesial hari ini, pekerjaan sangat santai sampai bingung mau ngapain tapi tetap sibuk berkutat dengan hal-hal ringan, hamdalah bisa memasak tumisan kacang panjang, telur dadar, mi tumis buatanku dan juga es kopi setelah sekian hari aku lewati sesi untuk menikmatinya.

Bangun pukul enam pagi di hari "bebasku" aku ingin melanjutkan petualangan ke dunia pulau kapuk. Sayang, aku tertampar pelan oleh kenyataan bahwa aku bukanlah keturunan sultan dan bukan pula pewaris saham perusahaan Aramco. Yah, aku tau dan sadar diri.

Lalu sesi selanjutnya aku menyegerakan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih dan mandi. Beneran ga bohong, air di sini dingin banget! Ngambek mulu dia tiap pagi 👿😒

---

Oh ya, kemarin aku mendapatkan teh bubuk dengan merk jadul dan ku ketahui itu merupakan produk lama. 

aku yang terlalu norak atau apa ya, baru tau ada merk teh gini :D

tulisannya aja masih baheula bangettt

Ngomongin soal makanan, aku mencoba memasak hari ini. Kemarin ketika pulang ke rumah, aku membawa sedikit sayuran seperti caisim, kacang panjang dan kembang kol. Lalu segenggam cabai warna-warni dan juga bawang putih dan merah lima butir yang mana di rumah stoknya tinggal segitu. Yaudah bungkus! Ceritanya di sini tuh susah kalau mau cari baput bamer yang seger-seger. Pasar kalangan adanya seminggu sekali, begitu kemarin beli di warung bawang putihnya sudah bertunas xD.


Mie Tumis ekonomis non kecap 

telur dadar caisim + ayam suwir buatan mamake

Karena di mess, tidak ada beras dan bumbu-bumbu masakan terbatas. Aku mampir ke sebuah warung grosir membeli bumbu masak instan yang mana itu lebih gampang dan enak (?)

Rasanya menjadi anak kos-kosan setelah dua tahun lebih engga ngekos itu seru-seru gimana gitu ya. Apalagi tinggalnya di desa, semoga makin banyak inisiatif dan ide bukan ngeluhnya (eh) 👀😳



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sudah hampir empat minggu aku berada di sebuah desa kabupaten Muara Enim. Tepatnya di Kecamatan Semendo Darat Laut. Pekerjaan yang membawaku ke tempat ini, bertemu dan meninggalkan jejak rekaman kehidupan pada lingkungan dan tempat yang baru (lagi). Setiap Senin pagi usai subuh, aku berangkat menuju lokasi mobil angkutan desa "ngetem" di depan rumah sakit umum Lahat. Tepat pukul enam pagi, mobil tersebut berangkat menuju Semendo. Aku menyebutnya mobil keranjang, karena bentuknya seperti keranjang hehe. Lebih dari itu kita harus menunggu mobil angkutan lain di waktu yang agak siang sekitar jam sembilan hingga sebelas. Dua jam setengah di perjalanan meski bosan dan ngantuk, tapi kalau lagi beruntung dan tidak hujan maka kita bisa dengan leluasa menikmati panorama alam yang disuguhkan. Indah banget! Pertama kali aku tiba di Desa Muara Dua, Semendo Darat Laut yang aku rasakan adalah suhunya yang dingin. Benar kata mamak, kudu mengenakan jaket. Untung aku nurut, jadi terbantu meskipun sebenarnya masih saja rasa dingin begitu menusuk tulang.

lukisan alam ciptaan Tuhan memang tak pernah habis untuk dinikmati. ini baru sefruit bentang alam 

Semendo, merupakan daerah yang terkenal dengan satu tradisinya yaitu Tunggu Tubang. Sejauh yang aku tahu, tradisi ini telah dilakukan oleh masyarakat semende secara turun temurun yang mengatur tentang pembagian harta warisan dari orang tua kepada anak perempuan tertua. Hingga kini adat atau tradisi ini masih berlaku.

Sebenarnya pembahasanku bukan tentang itu sih, tapi hanya sekilas saja menyenggol tentang tradisi tersebut dan menurutku unik. Karena memang setiap daerah di Indonesia maupun di dunia sekalipun ada filosofi yang diangkat dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat tempo dulu, sekarang dan akan datang.

rumah panggung. ciri khas bangunan tempat tinggal masyarakat Semendo

Sejauh perjalananku hingga kini, setiap melewati jalan dengan jejeran rumah panggung dan penduduk yang beraktivitas seperti biasanya mempunyai daya tarik tersendiri. Kegiatan masyarakat yang menjadi ciri khas di tiap desa, terutama di sini. Baik pagi maupun sore hari. Ada yang bersiap mau ke kebun, ada anak-anak kecil yang menggunakan busana muslim menuju surau atau masjid untuk mengaji di sore hari dan juga ibu-ibu yang duduk-duduk bercengkerama satu sama lain dan sebagainya. Satu hal yang ku dapatkan dari sifat mereka adalah orangnya ramah. Mau kamu ga kenal sama mereka, kalau kamu senyum pasti mereka bakal senyum balik dengan sangat manis! 

Minggu pertama berada di sini, hujan turun dengan deras setiap hari berturut-turut. Wajar saja kalau suhu udaranya rendah bahkan aku sampai menggigil dan demam di hari ketiga😳. Lokasi tempatku bekerja berada di pusat desa Muara Dua, kurang lebih seratus meter dari kantor desa Muara Dua. Kami menyebutnya sebagai Agrohouse (meski jauh dari ekpetasiku dulu wkwk). Pekerjaan yang mana tugasnya tidak mantap di dalam ruangan, lebih sering mengunjungi petani dan melakukan pertemuan yang berkaitan dengan role kerja.

Sebagai pekerja lapangan, kadang yang menjadi hal mengkhawatirkan bagiku adalah takut padahal belum mencoba. Aku termasuk manusia yang mudah cemas ketika akan keluar rumah untuk bertemu orang baru di sebuah kegiatan, terutama orang yang jauh lebih tua dariku. Bahkan pernah suatu waktu perutku mual dan kepalaku pusing. Hanya saja, setelah ku paksa untuk keluar dari zona tersebut semuanya hilang. Meskipun energiku terkuras habis tetapi tetap saja, aku mau tak mau harus menikmati walaupun lebih banyak diam memerhatikan.

viewnya, maa sya Allah cantik banget!

Bekerja di lapangan itu memang harus kuat mental. Harus sok akrab namun tetap menghargai batasan dan paham menempatkan sesuatu pada tempatnya alias yaa punya attitude lah. Selain itu juga minimal tahu bahasa setempat kalau pun benar-benar tidak tahu banyak-banyaklah bertanya. Gausah malu dikatakan telmi, banyak tanya dan sebagainya. Malu bertanya, salah kaprah kan ga enak wkwk. Tapi, atur sebaik mungkin supaya tidak terlihat bego banget. Nanti malah dibodohin jadinya kan riweh. Belajar dari pengalaman sebelumnya, aku persis kaya batu yang planga plongo melihat lawan bicaraku gatau ngomongin apa. Akhirnya ku beranikan untuk bertanya dengan mengambil kata yang menurutku itu kunci dari sebuah pembahasan tersebut.

Karena tidak pandai memulai obrolan, tetapi pekerjaan ini menuntutku untuk berinisiatif memulai berbicara maka trik pertama yang aku lakukan biasanya bertanya kabar dan kondisi atau aktivitas pertanian di kebun kopi. Selanjutnya lawan bicaraku (biasanya bapak-bapak) akan banyak menjelaskan panjang lebar haha dan aku pun lebih banyak menjadi pendengar, tapi sayangnya malah canggung kalau obrolannya habis. Sulit sekali, ya. Tapi, lama-lama aku nikmati. Susah cuy, buat memulai obrolan apalagi dengan orang baru walaupun susah bukan berarti ga bisa. Just one key, if wanna make a conversation you must have attitude to make other feels that you are right person to them and be humble. 

Intinya kalau ngobrol itu yang sopan dan juga banyak-banyak ikut orang diskusi biar dikenal dan mengenal orang baru. Dengerin aja dan ngangguk kalau misalnya ga sengaja melakukan eye contact. Kalau ga setuju dengan sebuah opini ya ga perlu disanggah, kalau mau disanggah ya harus kuat juga dasarnya dan jangan sok pinter. Kalau sok pinter, siap-siap saja dicap jelek dan tidak punya attitude xixi. Selain itu yang menjadi tantangan utamaku adalah asap rokok. Ya begimane, kerja gini ketemu bapak-bapak ga jauh-jauh tuh dengan yang namanya asap rokok. Duduk bentar aja deh, mulai ngudut hiks... Alhasil kudu nyetok masker dan tissue banyak-banyak buat nutup hidung. Nah, kalau dah gini biasanya aku minta izin untuk sedikit menjauh dan bilang kalau ga bisa kena asap rokok. Mereka maklum kok, yakali ga maklum. Karena ga mungkin juga aku harus bilang "stop pak, dilarang merokok." LAWAK KALI, DIUSIR GUA DARI DESA HAHAH.

Ada lagi yang membuatku menjadi shock setelah hampir satu bulan tinggal di sini. Sulit sekali menemukan sarapan, makan siang bahkan makan malam yang pas rasanya. Seenggaknya "normal" deh. Makanya memang paling bener ga laki atau perempuan itu kudu bisa masak, minimal basicnya aja deh kayak tumis menumis, bikin sayur bening atau ceplok telur dan sejenisnya. Jujur, pertama kali ke sini aku beli lauk. Jadi yang ada di etalase depan warung makan tinggal lauk ayam rendang gitu, karena tidak ada pilihan lain aku pun membelinya. Kaget sih pas tanya harga, ya Allah harganya 15ribu dong :') (bangkrut juga lama-lama kalau belanja gini tiap hari) Ya emang gede banget sih dagingnya, sampe aku gamau makan. Liatnya aja sudah kenyang duluan. Besok-besok aku pun membawa lauk kering dari rumah, tapi ya namanya di sini tinggal ga sehari dua hari kita juga butuh makan yekan. Aku pun berusaha mengelilingi pasar terdekat, ternyata sami mawon pemirsa wkwk. Sate pun juga ala kadarnya bahkan waktu itu aku mau minta pake sambal, sambalnya minta ke warung sebelah dong :'). Ya namanya laper daripada masuk angin, tetep gue hajar. Tapi, gak masalah sih soalnya melihat kondisi tempat yang memang bukan khusus untuk wisata kuliner diriku sangat memaklumi. Meski di sini bukan ahlinya tempat kulineran, kopinya jangan ditanya. Siapa sih yang ga kenal dengan Kopi Semendo? Bahkan luar negeri pun tahu kalau produksi kopi di sini rasanya memang mantap! 

kopi dan roti goreng buatan ibu haja dani, uenakkk!!!

Sebagai penggemar kopi, aku mengakuinya kalau kopi semendo itu enak dan tentunya punya khas tersendiri. Kebanyakan petani di sini merupakan petani kecil dengan produksi kopi yang per tahunnya jauh dari rata-rata. Belum lagi kalau harga kopi dunia tidak stabil, tambah kasian dong dengan petani. Tapi ya gimana lagi, kopi merupakan komoditas utama masyarakat Semendo. Jadi tidak heran, kalau mereka nyaris pusing misal hasil kopi dan harga kopi juga turun.

Biasanya memang terbagi beberapa jenis produksi kopi, ada jenis petik merah yang sudah jelas dikatakan kualitasnya bagus, tidak menutup kemungkinan bagi petani yang skala kecil memiliki kualitas yang sama seperti petik merah tetapi sangat sulit. Belum lagi kadar air dan visualnya yang terlihat. Tergantung dari pengelolaan kebun kopinya, keunikan budaya dan juga tempat. Petani di SDL rata-rata menanam kopi jenis robusta, sedangkan di Semendo Darat Tengah hingga Semendo Darat Ulu mereka mengembangkan produksi kopi Arabica. SDL sendiri merupakan dataran yang lebih rendah dibandingkan SDT dan SDU sehingga jenis kopinya pun menyesuaikan ketinggian tempat. Makanya banyak petani kopi smallholder insecure dengan hasil kopi bila dibandingkan dengan petik merah. Ya kualitasnya saja beda, pasti harganya juga beda. Sehingga mereka mengharapkan pembinaan untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi.

kopi lagi wkwk. suka banget sama gorengan ubi yang dipotong-potong. manis dan renyah.

Oke, kayaknya bahas kopi-kopi cukup sini dulu deh. Khawatir terlalu jauh padahal belum ahlinya. Doakan saja~ ^^

Ngomongin soal kopi, aku jadi ingat ketika awal aku berkunjung ke rumah petani selalu disuguhi kopi maka saking menghargai si pembuatnya, selalu aku habiskan. Kalau sehari bertamu itu tiga kali, ya tiga kali juga aku minum kopi. Sampai-sampai aku mulai merasa asam lambungku kambuh :). Makan ga enak, bawaannya mual dan juga demam. Belum lagi, pola makanku yang berantakan. Baru beberapa hari ini sudah mulai ku atur lagi. Jadi, ada suka dukanya perihal ngisi perut haha. 

Pekerjaan ini memang gak mudah, bahkan sedikit tricky karena butuh effort untuk mental dan juga "energi" terutama bagiku yang mudah "lelah". Bagiku ini hanyalah mood swing pada umumnya, bisa jadi aku laper :P, PMS atau memang kurang istirahat. Maka dari itu, pelarianku ketika sudah tidak karuan mood, segera aku cari cara yaitu menghubungi orang-orang yang aku sayang cie elah... Tapi, bener itu ampuh banget. Atau ketika semuanya sulit dihubungi, pelarianku adalah keliling desa dan nangis di pojokan kamar (ini lega banget, serius!). Btw, ga perlu malu ya buat nangis. Menurutku itu adalah bentuk dari mengelola emosi. Karena itu normal. Ketika semuanya semrawut sebenarnya ini tidak lama. Hanya beberapa jam, kemudian berubah lagi kok. Makanya, harus bisa mengontrol sebaik mungkin. 

---
Pelajaran yang aku ambil meski baru beberapa minggu berada di sini yaitu untuk saling menghargai kebiasaan dan budaya setempat. Meski kita tau perihal sesuatu, lebih baik simpan dulu. Barangkali kita menemukan ilmu baru yang belum kita miliki. Sejauh apapun asal kita, tetaplah merendah di tempat lain apalagi tempat yang baru. Terus, kalau merasa lelah lebih baik istirahat dulu wkwk. Jangan hantam-hantam saja, kan bukan robot hehe.
---

So, semangat yaaa buat kita dimanapun dan apapun yang kalian lakukan. Semoga senantiasa berada dalam lindunganNya.

Happy Friday, everyone~

See you in the next post...

LUV.
ZF
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Pernah suatu hari ada hal yang membuatku tidak ingin menulis lagi. Entah apapun yang aku tulis saat itu, baik perihal pengalaman, curahan hati di buku harian atau hal-hal random yang biasanya muncul langsung aku torehkan di kertas maupun catatan digital. 
Hari itu dimana aku betul-betul merasa bosan dengan rutinitas, ingin menyerah karena semuanya tampak sama dan sia-sia. Hanya umurku yang semakin bertambah di belakang kepala 2.

Hari ini, hari pertama di tahun yang baru. Sebuah catatan bersejarah yang terus akan menjadi kisah bila aku tulis dan bisa saja suatu waktu aku pasti lupa (tanpa ku catat). Maka, tulisan adalah bentuk pengingat supaya aku tidak mudah melupakan hal-hal yang remeh temeh tetapi memiliki makna di setiap waktunya.

Ketika ingin berhenti menulis, aku teringat satu mimpi dan cita-cita yang tak pernah pudar dimakan waktu. Meski apa yang ingin kucapai sejak remaja belum ada yang masuk kategori berhasil. Aku sadar bahwa tulisan yang aku buat tak sehebat para penulis yang jam terbangnya tinggi. Apalah aku yang hanya menulis perihal keluh kesah hidup dan si motivator bagi diriku sendiri yang tak jarang sering merasa sok kuat padahal aslinya begitu lemah.

Sebuah impian dan cita-cita terkadang tidak selalu muncul di depan mata bagaikan baliho merek gawai yang berjejer di pinggir jalan dan bisa saja berganti setiap beberapa bulan sekali. Aku hanya dapat membandingkan diriku saat ini dengan hari-hari yang lewat. Ternyata kalau ada grafik yang menggambarkan bahwa aku memiliki kemajuan dalam sebuah hal tentang diriku sendiri, bentuknya mungkin seperti tangga yang terus naik.

Lalu, aku boleh kan berbangga pada diriku sendiri dan berterima kasih pada diriku sendiri juga?

Bisa saja hanya sekian persen yang percaya dan itu pun hanya aku bahwa aku bisa melampaui apa yang seharusnya aku mampu, meski tertatih dan yang merasakan pahitnya hanya aku. Lagi dan lagi, aku kembali melibatkanNya dalam setiap apa yang ingin aku lakukan dan aku inginkan (butuh).

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

About me

Tentang Saya

Halo, aku Zuha. Selamat datang di blog pribadiku yang berisi pengalaman dan segala bentuk tulisan yang mungkin akan membuatmu gembira. Suka langit yang mendung, es kopi dan jalan-jalan. Selamat membaca^^. Drop me a hello at : zuhafarhananii@gmail.com (i-nya dua ya)

Mari Berteman!

  • twitter
  • instagram
  • tumblr

Part of

Blogger Perempuan

Label

beauty blog competition BPN Ramadhan Blog Challenge 2023 cerpen coffee film hand lettering hobby jalan-jalan mini journal pertanian review soil tips

Blog Archive

Total PV

Popular Post

  • Quality Time bareng Teh Tarik Cantik
    Warning! Tulisan ini bakalan sedikit "belepotan" dan banyak gambar absurd tapi informatif, mudah2an...  Halo gengs~ Gimana kabarny...
  • REVIEW : FOCALLURE | PURE MATTE LIPSTICK
    Focallure Pure Matte Lipstick Sebetulnya mencari lipstik yang sesuai dengan skin tone kulit itu gampang-gampang susah. Kadang sudah dapat wa...
  • Review : Emina Bright Stuff (Facial Wash, Moisturizing Cream)
    Emina Bright Stuff Face Wash Sekarang aku lagi nyobain dua produk dari  Emina Bright Stuff , produk ini merupakan bagian dari rangkaian skin...

Created with by ThemeXpose